Selasa, 08 Oktober 2013

Bila Bos Media Jadi Presiden

Di Negeri #Jancukers belakangan ini profesi wartawan lebih diminati daripada PNS. Jurusan jurnalistik di kampus-kampus negerinisasi atau swastanisasi banyak diserbu para pencari status mahasiswa. Bahkan kampus-kampus berani membuka kelas sampai dua puluh sembilan kelas biar dapat anggaran gede buat beli kursi empuk rektor, yang katanya cuma diproduksi oleh home industri kampung China. Kampung yang sukses memberdayakan warganya dengan banyaknya UMKM yang tumbuh dan berkembang. penjual koran, penjaga warnet, karyawan koperasi, guru SMA berlomba-lomba ingin jadi wartawan. Tidak ketinggalan para ibu-ibu muda dua puluh sampai dua puluh lima tahunan sibuk belajar menulis biar bisa jadi wartawan, bersaing dengan anaknya yang duduk di bangku TK, yang juga harus pintar menulis biar bisa lulus tes Calistung dalam rangkaian Seleksi Nasional Masuk Sekolah Dasar favorit di masing-masing Negara mereka.


Bukan tanpa alasan, karena kalau CEO media jadi ramai-ramai nyapres terus salah satunya jadi presiden beneran menggantikan Jiwo Jancuk, yang katanya sudah bosan jadi presiden dan ingin jadi wartawan lagi, maka bos-bos besar media tersebut akan menjadikan status medianya menjadi BUMN bukan lagi swastanisasi. Alasannya adalah biar perusahaan media yang mempunyai peran penting dalam perjalanan Negara ini tidak bisa dikuasai investor asing seperti perusahaan-perusahaan rokok kobot atau tambang batu bata.

Selanjutnya secara otomatis semua wartawan diangkat menjadi PNS. Para kuli tinta akan mendapatkan banyak sekali keistimewaan seperti dapat tunjangan sertifikasi wartawan, gaji tiga belas, cuti bersama setiap hari besar, hari sabtu dan minggu libur, kerja cukup sampai jam tiga sore tidak sampai malam hari dan berbagai keistimewaan lainnya. Hal ini tentu menjadi kabar gembira bagi para wartawan. Tidak perlu repot-repot cari kesalahan pemerintah. Istilah “Bad News is Good News” sudah tidak dipakai lagi. Good news ya good news, bad news ya bad news. Dengan begini pemberitaan akan lebih jujur, tidak ada lagi pejabat yang merasa difitnah dengan pemberitaan di media. Tidak ada yang demo menuntut pemerintah, karena di televisi, radio dan koran diberitakan jika pemerintah sudah bekerja dengan baik. Negeri #Jancukers akan damai, aman dan rakyatnya sejahtera.

Gaji wartawan akan naik drastis! Mereka tidak perlu lagi berharap dapat amplop dari pak lurah saat meliput skandal perselingkuhan dengan janda desa. Bisa jalan-jalan bareng anak istri di mall sambil beli barang-barang yang sudah lama diidamkan. Sedangkan bagi wartawan muda yang belum menikah, mentraktir makan sang kekasih di resto tidak harus sebulan sekali saat baru gajian, setiap hari pun bisa beib. Sambil berkoar tidak akan takut menemui calon mertua karena wartawan adalah profesi yang jelas dan punya penghasilan gede.

Isu ini belakangan ramai diberitakan di beberapa media sosial yang pemegang saham terbesarnya adalah orang-orang NKRI (Negara Kesatuan Retweet Indonesia). Ironisnya media cetak maupun elektronik sama sekali tidak memberitakannya, karena ternyata para wartawannya sedang menurunkan tempo bekerjanya setelah mengetahui isu kalau bos besar mereka berhasil jadi presiden, mereka bakalan diangkat menjadi PNS. Mereka berusaha sewoles mungkin setelah bertahun-tahun menjadi anggota P9 (pergi pagi pulang petang penghasilan pas-pasan potong pinjaman).

Terus bagaimana dengan nasib PNS yang telah mengabdi pada bangsa dan Negara selama bertahun-tahun? Bagi yang ber-IQ berbintang nantinya akan tetap dipertahankan dan naik gaji. Sedangkan bagi PNS IQ melati dengan alasan untuk menghemat anggaran Negara, nantinya akan diistirahatkan sebagai PNS. Selanjutnya mereka akan dibekali skill dengan menjalani pelatihan di Balai Latihan Kerja biar bisa bekerja disektor indutri luar negeri biar Negara ini tidak penuh sesak oleh orang-orang yang tidak punya keahlian apapun. Tetapi masalah baru muncul, mereka tidak memenuhi kualifikasi Pegawai Luar Negeri karena banyak diantara mereka yang menderita sakit, diabetes, kolesterol, gula darah naik, gejala stroke karena kata dokter terbiasa bekerja lembut.

2 komentar:

puput imelda mengatakan...

hey john, aku suka tulisannya..

Lugas Wicaksono mengatakan...

terimakasih mbak puput... semoga semakin cantik...
salam ke cheryl..hueuheu

Posting Komentar

lugaswicaksono.blogspot.com
 
;