Rabu, 01 Februari 2012

Anas Urbaningrum Lebih Baik Buka Toko Kelontong

Anas Urbaningrum, saat namanya baru eksis di kancah perpolitikan Indonesia, banyak publik yang bangga dengan sosoknya. Politisi muda yang mampu mendobrak dominasi politisi – politisi tua yang tidak mau mengalah begitu saja. Baginya tidak ada kaitannya antara usia dengan karier atau jabatan. Ia juga dikenal sebagai figure yang cerdas dan kalem. Tapi juga bisa bersikap tegas dalam berbagai kesempatan. Pemikiran – pemikiran cerdasnya banyak dikeluarkannya baik lisan maupun tulisan. Teringat saat namanya masih tercatat sebagai anggota KPU, ia pernah berpendapat bahwa pemilu adalah sebuah kompetisi berbagai kekuatan politik. Maka dari itu pemilu harus membuka peluang terjadinya kompetisi yang fair dan transparan. “rakyat yang akhirnya akan memberikan penilaian, sebab rakyatlah juri yang paling adhl”[1]. Melihat dari pemikiran – pemikiran cerdasnya hingga mengantarkannya sebagai politisi yang layak diperhitungkan, tidak serta merta lahir begitu saja. Sebelumnya ia juga sempat berproses di berbagai macam organisasi selama ia menempuh studinya. Diyakini bahwa namanya hingga bisa eksis sampai sejauh ini tidak terlepas dengan perjuangannya yang idealis di organisasi – organisasi yang pernah dihidupinya. Sungguh politisi muda yang layak diapresiasi perjuangannya.


Namun akhir – akhir ini publik dibuat tercengang dengan pemberitaan yang begitu gencar di media – media jika ia tengah terlibat korupsi Wisma Atlet. Banyak yang tidak percaya dengan pemberitaan tersebut, karena ia dikenal dengan perjuangannya yang begitu idealis, tak mungkin melakukan itu semua. Publik terpaksa menyayangkan politisi muda ini kenapa harus sampai terseret dalam kasus yang memalukan itu. Tragisnya jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat juga terancam karena banyak pihak yang mendesak ia segera mundur dari jabatan yang diraihnya dengan susah payah. Jikalau ia benar – banar harus meninggalkan jabatannya, tamatlah sudah karir politiknya. Noda yang melekat dalam dirinya susah sekali dibersihkan dengan detergen merk apapun, meskipun nantinya terbukti bersalah atupun tidak, yang jelas publik sudah kehilangan kepercayaan dengan sosoknya. Sangat disayangkan ia harus kehilangan karir politiknya dalam usia muda. Membuat banyak pihak terharu dengan kisah hidupnya.


Seandainya harus kehilangan karir politiknya, tak perlu ia meratapi kisah hidupnya yang begitu tragis. Jika ia mau berlapang dada dan mencoba menatap langit yang sedang mendung, semendung suasana hatinya, banyak lahan pekerjaan yang bisa digelutinya kalau ia benar - benar tidak terbukti bersalah dan bebas dari hukuman penjara. Mengamati perjalanan hidup selebritis, banyak dari mereka yang beralih profesi menjadi entrepreneurship setelah tidak laku lagi di dunia hiburan. Juga pekerjaan yang sekarang marak digeluti oleh masyarakat yang sedang galau karena susah mencari pekerjaan, dampak dari lapangan pekerjaan yang semakin sempit. Bahkan pemerintah sendiri mendukung dengan jenis pekerjaan ini karena dianggap mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan memberikan pekerjaan bagi orang lain. Daripada bekerja di perusahaan – perusahaan besar yang ternyata justru banyak terlibat skandal – skandal.


Dan pilihan pekerjaan yang cocok baginya adalah dengan membuka toko kelontong kecil – kecilan, karena sesuatu yang besar berawal dari sesuatu yang kecil terlebih dulu. Selain itu ia secara tidak langsung berperan serta dalam mendukung ekonomi kerakyatan. Tak bisa dipungkiri lagi, saat ini banyak toko kelontong kecil terancam mati, dampak dari semakin menjamurnya minimarket – minimarket yang telah menjamah hingga sampai ke daerah – daerah terpencil. Pemerintah daerah terlihat lemah dalam menjalankan peraturan – peraturan yang melindungi usaha kecil. Diharapkan jika ia bersedia membuka usaha toko kelontong, maka jenis usaha ini akan menjadi trend dikalangan masyarakat kecil, karena ia merupakan publik figure yang menjadi panutan banyak orang. Selain itu jika usahanya berhasil+ ia akan dianggap pahlawan oleh masyarakat dan namanya akan kembali bersih dari noda – noda politik. Sungguh pekerjaan yang sangat mulia dan berperan langsung bagi kelangsungan hidup masyarakat daripada ia harus menjadi politisi yang penuh dengan intrik dan membunuh karir politiknya di usia muda.


Karir Anas Urbaningrum:

1. Ketua Umum Partai Demokrat Periode 2010 – 2015

2. Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Periode 2009 – 2014

3. Pimpinan Nasional Kolektif KAHMI, 2009

4. Ketua Yayasan Wakaf Paramadina, 2006 – sekarang

5. Ketua DPP Parta Demokrat, 2005

6. Anggota KPU Periode 2001 – 2005

7. Anggota Tim Seleksi Parpol Peserta Pemilu 1999 (Tim 11), 2009

8. Anggota Tim Revisi Paket Undang – Undang (Tim 7),1998

9. Ketua Umum PB HMI Periode 1997 – 1999[2]

________________
[1] http://gudang-biografi.blogspot.com/2010/01/biografi-anas-urbaningrum-biografi.html
[2] http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286-direktori/693-piawai-memilih-kata

0 komentar:

Posting Komentar

lugaswicaksono.blogspot.com
 
;