Rabu, 01 Februari 2012

Organisasi Intra Itu OSIS

Bagi yang sedikit bernasib baik dengan pernah menikmati bangku sekolah formal jenjang SMP,SMA dan sejenisnya, jelas juga mengenal OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Nama yang wajib tertempel di saku seragam putih sebelah dada kiri. Entah siapa yang mempunyai ide cerdas dengan mencetuskan nama tersebut. Nama organisasi yang ternyata milik dan dijalankan oleh siswa – siswa sekolah formal tersebut. Wadah bagi siswa – siswa berpotensi yang masih mempunyai energy dan semangat juang tinggi untuk mengejar mimpi – mimpinya.


Tapi sayangnya mereka masih yesterday afternoon child yang masih harus belajar banyak mengenai manajemen organisasi. Wajar apabila kita sering menemukan kegiatan – kegiatan yang mereka laksanakan terkesan wah tapi masih “kosong”. Sel`in kegiatan yang harus mampu menampung minat bakat siswa. Mempertontonkan pentas seni (tak jarang mendatangkan grup band nasional dengan biaya mahal), class metting, lomba ini itu dan masih banyak yang lain. Tujuannya memang kita dapat menangkap behwa mereka ingin menghargai minat bakat siswa dan menyalurkan energy positif jiwa – jiwa muda agar tidak disalahgunakan. Tapi jika lebih cermat lagi untuk mengamati, bahwa mereka sebenarnya hanya mengejar eksistensi. Seakan – akan membuktikan kepada dunia bahwa mereka yang masih yesterday afternoon child mampu untuk menyelenggarakan kegiatan yang jika orangtuanya mengetahui pasti akan bangga, setelah dituntut dengan program kerja yang harus dipertanggungjawabkan ke guru – guru ataupun teman – temannya. Sebatas menyelenggarakan kegiatan yang “tampak” karena masih proses belajar berorganisasi. Ya, OSIS adalah organisasi yang djalankan oleh sekumpulan yesterday afternoon child demi mengejar eksistensi untuk membuktikan bahwa mereka meskipun anak yang masih seperti itu ternyata bisa. Wajar apabila kegiatannya itu – itu saja.



Jika mereka bernasib lebih baik, mampu melanjutkan pendidikan  ke jenjang yang lebih tinggi, yakni Perguruan Tinggi, akan disuguhi dengan dinamika kampus yang berbeda jauh dengan dinamika yang mereka rasakan di sekolah. Puncak tertinggi dari jenjang – jenjang pendidikan yang mereka capai dengan merangkak bertahun – tahun terlebih dulu. Meningkatkan status sosial mereka di masyarakat dari siswa yang masih yesterday afternoon child menjadi Mahasiswa yang harus memikul beban Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tak ada lagi nama OSIS di dalamnya, yang ada adalah Organisasi Mahasiswa Intra Kampus bersistem aneh dengan gambaran miniature sebuah Negara yang di dalamnya terdapat lembaga eksekutif berbentuk Himpunan Mahasiswa Jurusan di tingkatan jurusan/prodi, BEM Fakultas, BEM Universitas yang di pimpin oleh Presiden Mahasiswa. Dikontrol oleh lembaga legislatif berbentuk Senat Fakultas dan Senat Universitas, tanpa melupakan Komisi Pemilihan Pemilu Raya yang memfilter person – person yang akan masuk di dalam lembaga itu tadi.

Sungguh memaksa kepala untuk pusing dengan sistem rumit Organisasi Intra. Apalagi bagi mahasiswa yang tidak pernah mengenal organisasi sebelumnya. Tapi yang jelas peran dan fungsinya jauh berbeda dengan OSIS. Peran serta dalam mengembangkan minat bakat juga jauh lebih ringan karena sudah ada UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang mewadahinya. “Lha terus apa peran dan fungsi sesungguhnya dari organisasi intra kampus?” Tanya yesterday afternoon child. Miniatur sebuah Negara itu mungkin juga mirip dengan sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia dengan peran dan fungsinya masing – masing. Mungkin mirip apabila dewasa ini Negara yang sesungguhnya disibukkan dengan berkembangnya issue birokrasi complex, money politic, pendidikan mahal, tak mampu mendengarkan apirasi rakyatnya karena tak sempat turun ke bawah, dan lain – lain hingga memaksa masyarakat untuk memilih bersikap apatis, skeptis, pragmatis yang bahkan sekarang marak berkembang issue pembentukan Negara Islam Indonesia oleh kelompok – kelompok yang mungkin sudah tidak percaya lagi dengan sistem pemerintahan NKRI.*“Apakah mungkin memang mirip seperti itu?” tanyanya lagi.

Jika kita rasakan dengan perasaan galau (karena sekarang lagi musim galau), memang tidak terlihat peran serta fungsi Organisasi Mahasiswa Intra Kampus bagi mahasiswa biasa. Selain daripada menjalankan kegiatan – kegiatan “pesanan” kampus seperti ospek, lomba - lomba yang mengingatkan pada lomba 17 agustusan di kampung - kampung dan sejenisnya. Ataupun kegiatan – kegiatan eksistensialis seperti seminar, pelatihan, diklat – diklat yang yesterday afternoon child yang tergabung dalam OSIS pun bisa menjalankannya jika diberi kesempatan lebih. Tak terlihat esensi dari kegiatan - kegiatan tersebut bermanfaat bagi mahasiswa selain mahasiswa yang aktif di Organisasi Intra itu sendiri. Juga sekilas gedung Student Center memang terlihat mirip dengan gedung DPR di Senayan. Wajar apabila mahasiswa biasa di luar aktivis bersikap apatis, skeptic, pragmatis layaknya sikap yang dipertunjukkan rakyat Indonesia kepada pemerintah Republik Indonesia. Karena memang tidak ada pengaruh apapun eksistensi Organisasi Mahasiswa Intra Kampus terhadap keberlangsungan hidup mereka di kampus. Toh ada atau tidak ada Organisasi Intra pun tidak pengaruh bagi mereka.Terkadang juga harus direpotkan dengan kewajiban mengikuti kegiatan yang diselenggarakan Organisasi Intra.

Lantas apa manfaat banner – banner kampanye calon - calon pemimpin Organisasi Intra yang penuh janji – janji manis tertampang di sudut – sudut kampus hingga merusak pemandangan kampus yang sebelumnya terlihat bersih dan cantik? Lantas apa manfaat aktivis mahasiswa capek – capek melakukan aksi turun jalan meminta perhatian dari pemerintah jika tidak bercermin dulu di cermin besar yang diletakkan dalam kamar sebelum berangkat agar terlihat lebih ganteng? Pertanyaan yang sulit untuk dijawab, karena bagi masyarakat yang tinggal di gang – gang sempit, mahasiswa yang katanya agen of change tak lebih baik daripada agen minyak tanah yang masih berjualan minyak tanah yang sudah mulai langka dampak dari konversi*minyak tanah ke gas elpigi. Mungkin sudah saatnya aktivis mahasiswa mempertimbangkan dan mengkonsep dengan matang wacana tentang pendirian Negara Islam Indonesia agar kedepannya negeri kita ini bisa menjadi lebih baik. Dan sangat kurang ajar jika penulis menulis bahwa Organisasi Mahasiswa Intra Kampus tidak lebih baik daripada Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

0 komentar:

Posting Komentar

lugaswicaksono.blogspot.com
 
;