Minggu, 04 Desember 2016

Kisah Jembatan di Kampung Singaraja


Horeee... sudah ada jembatan baru yang menghubungkan Kelurahan Kampung Singaraja dengan sebuah pemukiman di Desa Sari Mekar, Buleleng, Bali. Pagi tadi, saya bersepeda motor santai untuk membeli koran dan sarapan blayag mampir di lokasi jembatan baru itu. Saya lihat dan berbincang dengan warga, mereka senang. Anak-anak kecil yang libur sekolah berlarian di atas jembatan.

Setahun lalu saya sempat liputan di sini, karena jembatan kecil yang menjadi akses utama warga itu sudah rapuh dan patah pada bagian tengahnya. Saat dilewati, terasa getaran yang cukup keras, sehingga berbahaya untuk dilewati. Padahal warga yang sebagian bekerja sebagai pedagang di Pasar Buleleng harus melintasinya sembari membawa barang dagangan yang berat setiap hari.

Anak-anak sekolah setiap hari juga harus melintasi jembatan itu untuk menuju sekolahnya. Bayangkan jika jembatan yang di bawahnya Tukad Buleleng, sungai terbesar di Buleleng itu putus saat ada orang yang melintas.

Namun setelah diberitakan, Pemkab Buleleng enggan membantunya. Padahal jembatan itu lokasinya hanya sekitar 700 meter dari Kantor Bupati Buleleng. Mereka ketika itu beralasan bahwa itu bukan jembatan, tetapi 'titi'.

Bahkan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana bersama rombongannya dari keterangan warga setelah adanya berita mengenai jembatan itu datang ke lokasi. Dia datang bukan untuk membantu, tetapi malah justru memarahi warga. Saya tidak tahu persis alasan dia marah-marah. Yang jelas kalau dia sudah sampai marah, berarti pria tambun ini adalah sosok pejabat yang anti kritik.

Beberapa bulan kemudian saya dapat kabar kalau SCTV melalui program Jembatan Asa, dengan mengumpulkan donasi dari pemirsa berencana akan membangun jembatan baru di situ. Sepekan lalu jembatan baru itu diresmikan pihak SCTV yang tentunya dihadiri bos-bos perusahaan itu dari Jakarta.

Kabar yang beredar, acara peresmian itu kabarnya sempat mendapatkan intimidasi. Penguasa yang kini nonaktif dari jabatannya karena masa kampanye pilkada kabarnya tidak suka dengan acara itu. Spanduk-spanduk SCTV yang terpasang di sepanjang kampung sudah dicopot oleh orang-orang suruhan penguasa saat acara masih berlangsung.

Pagi tadi, saya melihat spanduk terpasang di satu tembok depan jembatan. Spanduk itu bergambar wajah Cabup dan Cawabup petahana, Putu Agus Suradnyana-Nyoman Sutjidra. Di spanduk itu juga bertuliskan ‘Mari Bersama Membangun Buleleng’.

Kini warga sudah bisa melintasi jembatan baru itu, bahkan sepeda motor juga bisa melintas. Saya senang. Terimakasih SCTV. Saya suka tayangan FTV yang konsisten saya tonton sejak saya masih SMA sampai kini.

Jembatan itu juga bisa lho dijadikan lokasi syuting FTV. Mungkin nanti ceritanya ada seorang pria muda anak pejabat kaya raya nan arogan melintas di jembatan itu. Lalu tidak sengaja saat berjalan dia bertabrakan dengan wanita muda dari keluarga sederhana asal kampung seberang jembatan. Mereka saling marah. Cerita berlanjut.

0 komentar:

Posting Komentar

lugaswicaksono.blogspot.com
 
;