Sabtu, 17 Desember 2016

Kisah Tentang Eko Patrio, Berita Hoax dan Jurnalis

Kisah tentang Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio yang dipanggil Bareskrim Mabes Polri menjadi perbincangan hangat beberapa hari terakhir ini. Anggota DPR RI yang juga seorang artis itu diminta polisi untuk mengklarifikasi pernyataannya di media online yang menyebut bahwa penangkapan teroris bom panci oleh polisi di Bekasi adalah pengalihan isu.

Di berita online tertulis pernyataan Eko yang menyebut penangkapan teroris beserta barang bukti bom panci adalah skenario yang dilakukan polisi untuk mengalihkan isu dugaan penistaan agama oleh Ahok. Polisi memanggil Eko pada Kamis (14/12/2016) sebagai saksi dugaan tindak pidana kejahatan terhadap Penguasa Umum Pasal 207 KUHP, dan UU No 11 tahun 2008 tentang ITE. Baca: Gara-gara Bilang Pengungkapan Teroris Pengalihan Isu Kasus Ahok, Eko Patrio Diperiksa Polisi

Namun melalui akun instragramnya, ekopatriosuper, dia membantah telah memberikan pernyataan kepada media online, berikut dia mengunggah screenshot berita yang dimaksud oleh media online satelitnews.com. Sembari menuliskan caption “Saya merasa tidak pernah di wawancarai oleh media ( satelit news ) saya merasa dirugikan dgn pemberitaan ini,” tulisnya.

Jumat (16/12), Eko memenuhi panggilan Mabes Polri didampingi pengacaranya, Firman Nurwahyu. Kepada awak media dia menjelaskan bahwa berita yang menulis pernyataan tentang pengalihan isu itu tidak benar. Ia mengaku sama sekali tidak pernah diwawancarai oleh tujuh media yang menulis berita tentangnya.

Eko mengaku sangat dirugikan dan memberikan kesempatan kepada ketujuh media online itu 1x24 jam untuk meminta maaf. Jika tidak, maka dia akan melaporkan ketujuh media itu, yang satu di antaranya satelitnews.com. Baca: Datangi Bareskrim Mabes Polri, Eko Patrio Sampaikan Ini


Tidak sampai satu hari, situs satelitnews.com menuliskan permintaan maaf dan telah menghapus postingan berita itu. Situs itu juga mengakui bahwa pernyataan itu mengambil dari sumber yang tidak jelas. Baca: Begini Penjelasan Satelit News Soal Berita Eko Patrio
Dengan demikian sudah jelas terbukti bahwa berita itu adalah hoax atau berita palsu yang sama sekali tidak bisa dipertanggungjawabkan. Situs satelitnews.com juga tidak jelas siapa pengelolanya. Situs itu seolah dioperasikan oleh hantu, pengelonya tidak jelas tetapi beritanya ada. Situs ini juga tidak memenuhi syarat untuk bisa disebut situs berita karena tidak ada menampilkan susunan redaksi dan alamatnya. Saya meyakini situs ini abal-abal.

Beberapa tahun terakhir karena perkembangan teknologi, media online tumbuh pesat. Namun ternyata tidak saja media mainstream saja yang menyajikan berita sesuai Kode Etik Jurnalistik (KEJ), juga situs-situs berita hoax juga banyak bermunculan. Bahkan sebagian dari mereka sengaja untuk menyajikan berita hoax untuk bisnis dan sebagian lain untuk kepentingan tertentu. Uniknya berita hoax yang seringkali ditulis dengan judul bombastis banyak diminati masyarakat. Ini karena minat baca masyarakat yang sangat rendah, didukung budaya suka komentar meski hanya sebatas membaca judul saja. Baca: Di Balik Situs Berita Hoax Cerita di Balik Situs Posmetro dan Seword

Menulis berita sesuai KEJ tidaklah semudah mengcopy-paste atau mengaras bebas anak-anak SD saat mendapatkan pelajaran Bahasa Indonesia. Pembuatan berita melalui beberapa proses mulai dari pengumpulan data maupun fakta sampai siap untuk dibaca masyarakat. Jurnalis memiliki tanggungjawab yang besar untuk memberikan informasi yang akurat, dipercaya dan mendidik.

Namun justru banyak orang yang tidak bertanggungjawab dengan mudahnya menyebarkan berita hoax dan meraup keuntungan darinya. Mereka tidak berpikir dampak apa yang akan terjadi atas hoax yang ditulisnya. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena sangat memungkinkan mengancam keutuhan NKRI. Mengingat berita-berita hoax seringkali mengadu domba, dan masyarakat rupanya sangat suka untuk diadu domba.

Di sisi lain, kondisi ini juga seakan merendahkan profesi jurnalis. Bayangkan saja jurnalis harus berpedoman pada KEJ untuk menulis berita sesuai fakta yang akurat dan bisa dipertanggungjawabkan. Tetapi situs hoax perkembangannya tidak terbendung. Cita-cita para leluhur untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seakan semakin jauh dari harapan jika kondisi ini terus dibiarkan. Masyarakat akan semakin bodoh dengan seringnya mengkonsumsi hoax. Sudah saatnya pemerintah memblokir situs-situs berita hoax dan menangkap pelaku-pelaku penyebarnya sesuai UU ITE. (*)

0 komentar:

Posting Komentar

lugaswicaksono.blogspot.com
 
;